Tema : Lingkungan
Judul : Gizi Buruk Di Indonesia
Oleh:
Kikit Sandika
Kelas XII IPS 3
Sekolah Menengah Pertama Negeri I Limbangan
Limbangan
2008
Lembar Pengesahan
Maksud tulisan:
Memenuhi Tugas dari Guru Mata Pelajaran
Tujuan:
Menggambarkan secara singkat bagaimana keadaan
kesehatan, khususnya segi gizi.
Terima kasih
Tema: Kesehatan
Judul: Gizi Buruk di Indonesia
Limbangan, Desember 2008
Mengetahui,
Guru Bahasa
Bpk. Tono, S.Pd.
Kata Pengantar
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan usia bagi saya untuk belajar dan mengerjakan makalah ini. Jika bukan atas berkat rahmat dan karunia-Nya, niscaya saya tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini. Harapannya, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menggambarkan, secara singkat, bagaimana keadaan
Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya Bapak Tono S.Pd yang telah mengajarkan kepada penulis berbagai materi tentang Bahasa Indonesia, terutama sistematika penulisan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya yang masih mempercayakan kepada diri saya tanggung jawab untuk bersekolah. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Mitra Pelajar Computer yang telah membantu pengerjaan makalah ini, baik dari segi logika penelitian, hingga ke masalah kebahasaan.
Limbangan, Desember 2008
Kikit Sandika
Daftar Isi
Lembar Pngesahan...................................................................................................2
Kata Pengantar.........................................................................................................3
Daftar Isi .................................................................................................................4
Bab I – Pendahuluan................................................................................................5
I.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................5
I.2 Rumusan Masalah .............................................................................................5
I.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................6
I.4 Metode Penelitian..............................................................................................6
I.5 Kegunaan Penelitian...........................................................................................6
I.6 Sistematika Penulisan.........................................................................................6
Bab II – Gizi Buruk dan Faktor-Faktor Penyebabnya ............................................7
II.1 Pengertian gizi buruk .......................................................................................7
II.2 Faktor- faktor penyebab gizi buruk...................................................................7
Bab III – Penanggulangan Gizi Buruk di Indonesia................................................8
III.1 Persebaran gizi buruk di
III.2 Tindakan pemerintah untuk menanggulangi gizi buruk .................................9
Bab IV – Penutup...................................................................................................11
IV.1 Simpulan........................................................................................................11
IV.2 Saran..............................................................................................................11
Bab V – Daftar Pustaka .........................................................................................12
V.1 Rekaman wawancara .....................................................................................12
V.2 Internet ..........................................................................................................12
Bab I – Pendahuluan
I.1 Latar Belakang Masalah
Beberapa saat yang lalu, di berbagai media
buruk. Hal yang paling mengejutkan adalah ketika di
Ternyata masalah ini tidak hanya terjadi di
terjadi di NTT, Papua, bahkan Tasikmalaya. Menurut Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Departemen Pertanian (Deptan) RI Tjuk Eko Hari Basuki, 27 persen bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia mengalami gizi buruk.1 Selain itu, masalah ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama, bukan sekonyong-konyong.
Kondisi ini sangat saya sayangkan. Sebagai generasi muda yang gizinya cukup
saya sangat prihatin. Oleh karena itulah saya berusaha mencari tahu berbagai hal tentang gizi buruk di
I.2 Rumusan Masalah
Makalah ini berusaha mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah yang disebut dengan gizi buruk?
2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan gizi buruk?
3. Bagaimana persebaran gizi buruk di
4. Hal apa sajakah yang telah dilakukan oleh pemerintah
menanggulangi kasus gizi buruk?
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan gizi buruk
2. Mengetahui faktor–faktor yang menyebabkan gizi buruk
3. Mengetahui persebaran kasus gizi buruk di
4. Mengetahui apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah
menanggulangi kasus gizi buruk.
I.4 Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah di atas diperlukan metode penelitian. Makalah ini disusun dengan mencari data melalui wawancara dengan ahli kesehatan. Selain itu, data-data juga didapatkan berita dan laporan penelitian lain yang ada di internet.
I.5 Kegunaan Penelitian
1. Diri sendiri: untuk mengetahui berbagai hal tentang gizi buruk.
2. Masyarakat: agar masyarakat
3. Negara: agar pemimpin kita mengetahui betapa susahnya rakyat
I.6 Sistematika Penulisan
Bab satu berisi uraian rancangan penelitian. Bab dua berisi uraian yang berusaha menjawab rumusan masalah pertama dan kedua. Bab tiga berisi uraian yang berusaha menjawab rumusan masalah ketiga dan keempat. Penutup yang berisi simpulan dan saran, diuraikan di dalam bab empat.
Bab II – Gizi Buruk dan Faktor-Faktor Penyebabnya
II.1 Pengertian gizi buruk
Berdasarkan wawnacara dengan salah seorang dokter spesialis di Rumah Sakit Pasar Rebo, dr. Subagyo, Sp.P., gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar rata-rata. Status gizi buruk dibagi
menjadi tiga bagian, yakni gizi buruk karena kekurangan protein (disebut kwashiorkor),
karena kekurangan karbohidrat atau kalori (disebut marasmus), dan kekurangan eduaduanya.
Gizi buruk ini biasanya terjadi pada anak balita (bawah
II.2 Faktor-faktor penyebab gizi buruk
Menurut dr. Subagyo, Sp.P., gizi buruk disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama
adalah faktor pengadaan makanan yang kurang mencukupi suatu wilayah tertentu. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kurangnya potensi alam atau kesalahan distribusi. Faktor kedua, adalah dari segi kesehatan sendiri, yakni adanya penyakit kronis terutama gangguan pada metabolisme atau penyerapan makanan.
Selain itu, Menteri Kesehatan
Bab III – Penanggulangan Gizi Buruk di Indonesia
III.1 Persebaran gizi buruk di
Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan
gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 5,1 juta. Kemudian pada tahun 2005 turun menjadi 4,42 juta. Tahun 2006 turun menjadi 4,2 juta (944.246 di antaranya kasus gizi buruk) dan tahun 2007 turun lagi menjadi 4,1 juta (755.397 di antaranya kasus gizi buruk) Berdasarkan data Departemen Kesehatan Indonesia pada tahun 2003, gizi buruk pada balita tersebar hampir merata di seluruh Indonesia. Tabel 1 menunjukkan ranking propinsi tertinggi penderita gizi buruk berdasarkan jumlah kasus. Tabel 2 menunjukkan ranking propinsi tertinggi penderita gizi buruk berdasarkan prosentase jumlah penduduk.
III.2 Tindakan pemerintah untuk menanggulangi gizi buruk
Menurut Menteri Kesehatan RI, tanggung jawab pemerintah Pusat dalam hal ini
Depkes adalah merencanakan dan menyediakan anggaran bagi keluarga miskin melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat, membuat standar pelayanan, buku pedoman serta melakukan pembinaan dan supervisi program ke provinsi, kabupaten dan kota.5 Dalam kaitannya dengan gizi buruk, Depkes pada tahun 2005 telah mencanangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005 – 2009.
Menkes menambahkan, pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas pelayanan
kesehatan dan gizi yang bermutu melalui penambahan anggaran penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk menjadi Rp. 600 milyar pada tahun 2007 dari yang sebelumnya 63 milyar pada tahun 2001.7 Anggaran tersebut ditujukan untuk8:
1. Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan
balita di posyandu
2. Meningkatkan cakupan dan kualitas tatalaksana kasus gizi buruk di
puskesmas/RS dan rumah tangga
3. Menyediakan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) kepada
balita kurang gizi dari keluarga miskin
4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan asuhan
gizi kepada anak (ASI/MP-ASI)
5. Memberikan suplementasi gizi (kapsul Vit.A) kepada semua balita
Adapun strategi dan kegiatan Depkes dan organ-organnya, untuk memenuhi
tujuan-tujuan tersebut antara lain9:
Strategi:
1. Revitalisasi posyandu untuk mendukung pemantauan pertumbuhan
2. Melibatkan peran aktif tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat dan
kelompok potensial lainnya.
3. Meningkatkan cakupan dan kualitas melalui peningkatan keterampilan
tatalaksana gizi buruk
4. Menyediakan sarana pendukung (sarana dan prasarana)
5. Menyediakan dan melakukan KIE
6. Meningkatkan kewaspadaan dini KLB gizi buruk
Kegiatan:
1. Deteksi dini gizi buruk melalui bulan penimbangan balita di posyandu
§ Melengkapi kebutuhan sarana di posyandu (dacin, KMS/Buku KIA, RR)
§ Orientasi kader
§ Menyediakan biaya operasional
§ Menyediakan materi KIE
§ Menyediakan suplementasi kapsul Vit. A
2. Tatalaksana kasus gizi buruk
§ Menyediakan biaya rujukan khusus untuk gizi buruk gakin baik di
puskesmas/RS (biaya perawatan dibebankan pada PKPS BBM)
§ Kunjungan rumah tindak lanjut setelah perawatan di puskesmas/RS
§ Menyediakan paket PMT (modisko, MP-ASI) bagi pasien paska perawatan
§ Meningkatkan ketrampilan petugas puskesmas/RS dalam tatalaksana gizi
buruk
3. Pencegahan gizi buruk
§ Pemberian makanan tambahan pemulihan (MP-ASI) kepada balita gakin
yang berat badannya tidak naik atau gizi kurang
§ Penyelenggaraan PMT penyuluhan setiap bulan di posyandu
§ Konseling kepada ibu-ibu yang anaknya mempunyai gangguan pertumbuhan
4. Surveilen gizi buruk
§ Pelaksanaan pemantauan wilayah setempat gizi (PWS-Gizi)
§ Pelaksanaan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa gizi buruk
§ Pemantauan status gizi (PSG)
5. Advokasi, sosialisasi dan kampanye penanggulangan gizi buruk
§ Advokasi kepada pengambil keputusan (DPR, DPRD, pemda, LSM, dunia
usaha dan masyarakat)
§ Kampanye penanggulangan gizi buruk melalui media efektif
6. Manajemen program:
§ Pelatihan petugas
§ Bimbingan teknis
Bab IV – Penutup
IV.1 Simpulan
Gizi buruk adalah status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau
nutrisinya di bawah standar rata-rata. Faktor yang menyebabkan gizi buruk ada tiga hal yaitu kemiskinan, pendidikan rendah dan kesempatan kerja rendah. Ketiga hal itu mengakibatkan kurangnya ketersediaan pangan di rumah tangga dan pola asuh anak keliru. Di Indonesia, gizi buruk pada balita tersebar hampir merata di seluruh propinsi. Dalam kaitannya dengan gizi buruk, Depkes pada tahun 2005 telah mencanangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005 – 2009.
IV.2 Saran
Diperlukan trobosan-trobosan baru yang dapat menangulangi masalah gizi buruk
hingga ke akar-akarnya. Oleh karena itu departemen kesehatan juga harus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah kemiskinan, pendidikan rendah, dan kesempatan kerja rendah. Selain itu, anak-anak
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Bab V – Daftar Pustaka
V.1 Rekaman wawancara
dr. Subayo, Sp.P., 15 Maret 2008, Mobile video recorder.
V.2 Internet
“Analisis Antropometri Balita – Susenas 2003,” GIZI - DEPKES, diakses dari
http://www.gizi.net.
“Rencana Penanggulangan masalah Gizi Buruk,” Pangan Untuk Semua, diakses
dari http://panganuntuksemua.files.wordpress.com/2007/04/rencana-penanggulanganmasalah-
gizi-buruk.doc.
ANTARA News, 13 Maret 2007, “27 Persen Balita
diakses dari http://www.antara.co.id/print/?i=1205419661.
Berita 11 Maret 2008, “Penulisan Data Gizi Buruk Harus Akurat dan Tidak
Dipolitisir,” DEPARTEMEN KESEHATAN, diakses dari http://www.depkes.go.id.
Nurpudji A. Taslim, “Kontroversi seputar gizi buruk: Apakah Ketidakberhasilan
Departemen Kesehatan?,” GIZI-DEPKES, diakses dari
http://www.gizi.net/makalah/Kontroversi-giziburuk-column.pdf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar